Baper
Posted by Balqis putika on 2:11 AM with No comments
Perkembangan zaman telah merubah banyak hal. Mulai
dari hal yang sepele yaitu Uang jajan. Seiring berkembangnya zaman uang jajan
semakin naik rupiahnya. Kalau dibandingkan dengan tahun 1999, pada tahun itu 50
ribu rasanya besar sekali tetapi lihat saja sekarang 50 ribu dapat habis
dalam sehari bahkan dalam 10 menit.
Bukan hanya uang jajan yang terasa perubahannya.
Gara
gara si zaman yang udah mulai berubah. Trend Fashion juga ikut ikutan berubah.
Satu persatu model baju berdatangan dari yang mulai motif tumbuhan hingga motif batu semua ada. Akhirnya yang pakai hijab
gak mau kalah saing fashionnya dengan yang gak pakai hijab. Kini ada trend
punuk unta hingga punuk sapi.
Teknologi
pun terasa semakin maju, merk merk baru berdatangan dengan menawarkan program
kecanggihannya. Termasuk media sosial yang semakin banyak variannya. Mulai dari
pengedit foto sampai aplikasi dubbing. Kini sedang marak i-doser yaitu aplikasi
yang menawarkan musik dengan judul memakai nama nama narkoba sehingga efek
sampingnya dapat kecanduan seperti narkoba. Namun sebenarnya yang membuat ketagihan
itu bukannlah aplikasinya melainkan bagaimana sugesti kita mempengaruhi diri
kita.
Remaja
merupakan konsumen terbanyak dari media sosial. Sebagian waktunya digunakan
untuk menjelajahi dunia maya. Karena kini Gaul itu sangatlah penting bagi
kebanyakan para remaja. Tingkat kegaulan di nilai dari berapa banyak remaja itu
memiliki sosial media. Berapa banyak remaja itu mengikuti event event seperti
DWP, Color Run,dsb.
Mirisnya banyak pelajar yang tinggal kelas dikarenakan
terlalu mementingkan dunia maya dibandingkan dunia nyata. Pada dasarnya media sosial
dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat
namun dapat juga digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Kalau hanya sekedar
update status status galau dengan harapan likers banyak itu sih udah engga
zaman. Jadilah pelajar yang baper! eittss bukan bawa perasaan tapi baper yaitu
bawa perubahan. Teruslah cari cara agar tidak tertinggal oleh zaman yang
semakin berkembang.
Handphone nya sih sudah layar sentuh tapi update
statusnya masih pakai tulisan alay. Sebagai contoh tulisan dulu jadi doloe,
tulisan kamu jadi qamoe. Yaelah bro and sis, Bapak soekarno juga bisa kali
update status seperti itu. Setelah membaca ini masih mau menulis status alay lagi?
Kebangetan deh kamu. Cobain deh update status yang lebih bermanfaat seperti
mengingatkan untuk menuntut ilmu.
Setiap orang berhak dan bebas menentukan akan jadi
siapa dirinya. Tapi adakah orang yang mengiginkan menjadi anak alay yang
memiliki pekerjaan hanya update status dengan harapan likers banyak. Mungkin
ada namun kemungkinannya sangatlah kecil. Jati diri akan tertanam sedari
remaja. Apabila kita tidak dapat menentukan siapa diri kita sedari dini maka
masa depan kita pun akan diambang kesuksesan.
Saya mengakui orang yang pintar belum pasti akan
menjadi orang sukses. Kalau begitu orang yang pintar saja belum tentu sukses
apalagi yang bodoh. Kesuksesan seseorang dapat ditentukan dari banyak hal salah
satunya adalah ketika seseorang mampu mengatur serta menggunakan waktunya
dengan baik. Merupakan manusiawi ketika kita membutuhkan refreshing, media
sosial juga merupakan sarana kita untuk me-refresh otak kita lho. Bukan hanya
sarana kegalauan semata.
Media sosial pun dapat melahirkan dampak negatif. Seperti
menjadikan seseorang memiliki dua kepribadian yang berbeda. Dapat kita jumpai
seseorang yang tenar di dunia maya sejatinya adalah orang orang yang tidak
dianggap di dunia nyata, meskipun hal ini tidak terjadi pada setiap pengguna
media sosial tetapi ini benar adanya. Hal lain yang dapat diambil sebagai
contoh adalah kelebihan dalam berekspresi, ketika seseorang memiliki masalah
pribadi yang sangat berat ia menumpahkan segala masalahnya yang merupakan aib
dirinya di sosial media. Akhirnya ia menjadi korban bully dan memutuskan bunuh
diri.
Itu
adalah beberapa kejadian yang dapat diambil sebagai cerminan diri. Bahwa para
pelajar memang tidak salah dalam berekspresi ketika menggunakan media sosial,
karna setiap orang memiliki hak dan kebebasan tersebut. Tetapi kita sebagai
pelajar yang baper yaitu bawa perubahan. Harus mengetahui ekspresi mana yang
harus kita keluarkan dan ekspresi mana yang tidak boleh kita keluarkan ketika
menggunakan media sosial. Serta tidak menghilangkan identitas kita sebagai
manusia yang terpelajar.
Kurangnya kasih sayang bukan merupakan hal yang tepat
untuk dijadikan alasan yang mendasar kacaunya pribadi kita. Bukankah seharusnya
kita dapat meringankan beban orang tua dengan pencapaian prestasi bukan
menambah beban orang tua dengan pencapaian kenakalan. Belajarlah untuk lebih
peka terhadap lingkungan wahai para pelajar baper. Berapa banyak anak yang mengiginkan
dirinya berada di posisi kita yaitu pelajar namun orang tuanya tak mampu
membiayainya. Lihatlah potret kehidupan mereka sangatlah jauh dari kata layak.
Kalaupun suatu saat kita diberikan sarapan singkong
rebus terimalah karena kita tidak pernah tahu sulitnya orang tua kita membiayai
segala keperluan kita. Jangan hanya karna diberikan sarapan singkong rebus atau
ubi rebus, langsung berekspresi di media sosial dengan menjelek jelekan nama
baik orang tua. Ingat kalian adalah manusia yang terpelajar. Jika perkataan
kalian tidak dapat dijaga apa bedanya kalian dengan anak jalanan. Jadilah
pelajar yang membawa perubahan.
Tak ada larangan untuk menjadi diri sendiri. Tetapi
akan lebih baik ketika seseorang mampu merubah pribadi yang buruk dalam diri
menjadi pribadi yang lebih baik. Jadilah petualang, jangan istiqamah di atas kepribadian yang
kacau. Berekspresi di media sosial bukan cuma nulis status galau doang kok.
Bukan juga curahan hati yang sejatinya menyebarkan aib sendiri dan merupakan
masalah yang seharusnya tidak dipublikasikan.
Wujud
ekspresi dapat melalui kata kata yang memotivasi diri sendiri atau bahkan
memotivasi para followers kita. Karena media sosial bukan hanya diri sendiri
yang melihat melainkan seluruh dunia mampu melihat. Maka sangatlah rugi ketika
penggunaan media sosial hanya digunakan untuk hal yang merugikan. Para pelajar
yang baper (bawa perubahan) harus menjadi pensil warna yang mampu mewarnai
lingkungan yang belum berwarna.
Jangan
menjadi lilin! Kenapa ? karena lilin mampu menerangi orang lain tetapi ia tidak
dapat menerangi dirinya sendiri. Membawa perubahan itu tidak dimulai dari hal
yang besar melainkan dimulai melalui hal hal yang kecil. Bagaimana bisa merubah
Negara Indonesia menjadi sebuah Negara maju sedangkan para pelajar belum mampu
menangani hal sepele seperti membenahi kepribadian yang kacau. Bagaimana
Indonesia akan bersih dari para koruptor sedangkan para pelajar sedang melatih
dirinya menjadi koruptor yaitu menyontek. Bagaimana Indonesia akan bersih dari
para pengangguran sedangkan para pelajar hanya mengharapkan ijazah dalam
sekolah bukan ilmu.
Belum
cukupkah 360 tahun dijajah? Kini moral pun masih terus dijajah dan para pelajar
merupakan sasaran empuk yang sangat diincar untuk di rusak moralnya. Melalui
banyak hal salah satunya adalah game, video ponografi, narkoba,dsb. Belum
cukupkah kasus demi kasus yang sering muncul di layar televisi kita dimana
korbannya banyak datang dari kalangan pelajar. Tuhan menciptakan otak dan akal
untuk berfikir secara cerdas bukan hanya sekedar ikut ikutan teman. Yang
menanggung resiko dari perbuatanmu adalah dirimu bukan temanmu.
Arti
kebebasan bukan berarti berprilaku semau kita. Dalam hidup, kita harus memiliki
adab yang baik. Karena di dunia ini kita bukan hanya hidup sendiri. Karena
kodrat kita adalah makhluk sosial. Apabila kita hidup tanpa beradab dan selalu
berlandasan “ini hidup gue, terserah gue mau ngapain, Urus aja sendiri hidup
lo”. Maka pribadi itu harus dirubah karena dapat merugikan masyarakat bahkan
Negara.
Mengapa
hingga merugikan Negara? Ketika diri kita hanya mementingkan kepentingan diri
sendiri. Maka akan sulit untuk perduli dengan perasaan manusia yang lainnya.
Sebagai contoh penebangan hutan secara sembarang merupakan salah satu wujud
manusia yang tak beradab. Ia tidak memikirkan mahkluk hidup lainnya. Dan kini
lihatlah asap riau, itu merupakan sindiran berat bagi para penebang hutan.
Bukan
hanya dalam dunia nyata namun ketika berinteraksi di media sosial pun sama hal
nya harus mementingkan adab. Karena yang menggunakan media sosial bukanlah
binatang. Mereka pun memiliki perasaan sama hal nya seperti didunia nyata. Dan
perintah untuk menjadi manusia yang beradab pun sudah dicantumkan di pancasila.
Yaitu manusia yang adil dan beradab.
Maju
atau tidaknya suatu Negara sebenarnya ada di genggaman para pelajar. Bukan di
dalam genggaman Doctor ataupun Profesor. Bukan juga di genggaman presiden dan
para mentri. Karena pelajar merupakan generasi penerus, dan harus ada perubahan
pada generasi selanjutnya. Meskipun hanya perubahan yang sangat kecil, Seperti
mewajibkan setiap warga untuk membuang sampah di tempatnya.
Hak
atas kebebasan berekspresi masih belum dipahami oleh masyarakat terutama para
pelajar. Karena pelajar berada di usia yang memang belum matang seutuhnya yang
sedang mencari jati diri. Namun kebanyakan para pelajar mengambil jalan yang
salah untuk menemukan jati dirinya. Hanya ikut ikutan dengan teman saja. Tak
pernah memikirkan resikonya.
Padahal
tak jarang korban berjatuhan akibat aktifitas yang dipilih oleh pelajar, salah
satunya tauran. Saya pun pelajar dan sampai saat ini saya tidak pernah mengerti
manfaat dari tauran. Rela melihat teman menjadi korban demi sebuah kemenangan.
Toh kalaupun menang dalam tauran tidak akan masuk surga. Justru akan merusak
masa depan diri.
Pelajar
juga merupakan cerminan dari Negara. Apabila pelajarnya baik maka Negara itu
juga baik begitupun sebaliknya. Kalaupun ada para hakim yang tidur dalam
persidangan ataupun krisis ekonomi mulai menyapa. Itu akibat dari para remaja
para pelajar, karena mereka pun pernah menjadi remaja. Tak perlu dijadikan
contoh ketika kita para pelajar baper ingin menentukan jati diri.
Karena masih banyak orang hebat yang dapat kita ambil
sebagai contoh. Hidup itu keras dan sulit. Apabila sedari dini kita hanya mengandalkan
orang tua ada masanya dimana orang tua kita akan meninggalkan kita. Dan apabila
pribadi kita tidak kokoh maka dimasa depan kita akan mudah goyah dengan
tantangan. Tantanglah dirimu sedari dini karena jika tidak, kau tak akan mampu
menghadapi tantangan di masa depan.
Hello
pelajar yang berada di seluruh dunia yuk marilah kita menjadi pelajar yang
baper (bawa perubahan). Yuk marilah kita menjadi pensil warna yang dapat
mewarnai lingkungan. Yuk kita ubah sisi buruk kepribadian diri kita. Yuk kita
hapus para generasi koruptor dengan cara tidak mencontek. Yuk kita hapus status
status yang masih pakai tulisan alay.
Yuk kita buang sampah pada tempatnya. Yuk kita
tanamkan kebebasan berekspresi yang baik di media sosial serta dunia nyata. Yuk
sama sama kita menciptakan generasi baru dengan perubahan. Mari kita rubah
dunia dengan dukungan perubahan dari para pelajar.
-BalqisPutikaSurya
-BalqisPutikaSurya
0 comments:
Post a Comment